Terjadi beberapa kali letusan kecil (1761, 1780, dan 1832), gunung Gede kemudian ”tertidur” hampir 100 tahun. Kemudian, jam 3 pagi pada tanggal 12 November 1840 terjadi sebuah letusan yang besar dan sangat tiba-tiba yang membangunkan desa-desa disekitarnya dengan goncangan yang hebat dan disertai semburan api setinggi 50 m diatas kawah. Kepulan asap dari semburan gas disemburkan dan semburan tersebut berhenti sebelum sampai di Kebun Raya Cibodas. Masyarakat di Cipanas mengungsi. Pada hari berikutnya, tanggal 14 November, batu-batu besar yang berdiameter 1 meter lebih, disemburkan keudara. Sebuah batu yang berukuran sangat besar mendarat di Cibeureum dengan saat kuatnya yang menyebabkan terbentuknya kawah sedalam 4 m. Sekitar tanggal 1 Desember tahun 1840, letusan disertai hujan abu disemburkan sangat tinggi mencapai 200 m diatas puncak Gede. Salah satu letusan yang sangat hebat terjadi pada tanggal 11 Desember: letusan sangat intens terjadi dan mengeluarkan hujan abu yang menutupi cahaya matahari dan gemuruh besar yang seringkali terjadi seperti halnya energi statis pada abu diberi listrik sehingga mengeluarkan energi. Aktivitas letusan akhirnya berhenti pada bulan Maret tahun 1841, ketika Hasskarl seorang peneliti, dapat mengamati dan melihat dari dekat kerusakan dan kehancuran yang terjadi. Seluruh pohon-pohon dihutan termasuk tumbuhan bawah terutama di bagian puncak di atas dari Air Panas hancur, sebagian terbakar, dan umumnya hancur akibat guncangan vulkanik yang sangat hebat akibat letusan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar