Sabtu, 01 Februari 2014

PUPUK ORGANIK

Kegiatan pemberdayaan masyarakat penyangga kawasan konservasi yang dilaksanakan di Resort Sarongge sebelumnya yaitu kegiatan pelatihan pembuatan kompos, pada kesempatan ini dilakukan kembali pertemuandengan para kelompok sebagai tindak lanjut kegiatan sebelumnya, pada pertemuan ini telah dibahas tentang pemantapan kelembagaan serta tugas dan tanggung jawab dari anggota kelompok. Nama kelompok sementara yang disepakati adalah Kelompok Usaha “MARISTAN” dengan struktur organisasi sebagai berikut :
  • Pembina / Pengawas: Resort PTN Sarongge Balai Besar TNGGP
  • Konsultan                     : CV. Cianjur Agritechno Part
  • Ketua                              : Jaenudin
  • Sekretaris                      : Fuji
  • Bendahara                    : Mamad
  • Anggota                        : Tedi Setiadi, Dedi Rustandi, Pupun, Wawan, Dadan, Dirat, Udan, Mansur dan Misbah.
Pada pertemuan ini kelompok kembali diberikan pengarahan oleh para konsultan tentang pengetahuan cara menghitung nutrisi yang terkandung dalam pupuk yang diproduksi, dimana pupuk organic cair (POC) dari urine kelinci yang ditambah molase memiliki kandungan  N = 2,09 ;  P = 1,06  dan  K = 1,06. Selain diberikan tentang pengetahuan kandungan pupuk yang diproduksi para kelompok menyepakati komitmen dengan pengusaha dalam kelembagaan pembuatan kompos antara lain anggota kelompok wajib membeli hasil produksi pupuk perdana sebagai upaya untuk mengembalikan modal awal untuk modal produksi berikutnya, Dana talangan dimaksud dapat diusahakan untuk pinjaman anggota dengan ketentuan yang ditentukan kemudian,Sebagian hasil penjualan pupuk disisihkan dan disumbangkan untuk kepentingan restorasi kawasan TNGGP, adapun prosentase besarannya ditentukan kemudian, Pihak pengusaha (Bpk. Heri Jen) bersedia untuk menampung hasil produksi POC kelompok Maristan selama formulanya sesuai sehingga kelompok Maristan harus patuh terhadap SOP yang ada.
20052013_Pertemuan Para Kelompok Di Resort Model Sarongge Bidang PTN Wil. I Cianjur Balai Besar TNGGP Sebagai Tindak Lanjut Kegiatan Pembuatan KomposaPara peserta diberi pengajaran kembali tentang cara member perlakuan pada biolacto yang sudah dibuat pada tanggal 16 April 2013 agar menjadi kering dan bisa dikemas. Harga jual biolacto yang merupakan decomposer utama untuk pembuatan pupuk yaitu Rp. 18.000,-/kg.
Pada pertemuan ini juga para anggota kelompok diberikan kembali perhitungan analisis ekonomi dari pembuatan pupuk seperti perhitungan dalam pembuatan Biolacto, Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk padat, Humik / Pupuk Organik Cair dari Pupuk Padat, jika seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan SOP yang disampaikan oleh konsultan maka para kelompok sudah mendapatkan keuntungan dalam sekali produksi yaitu selama 21 hari. Selain itu pada kesempatan tersebut juga disampaikan teknik pembuatan sayuran kering dengan metode dan alat yang sederhana.
Pada pertemuan tindak lanjut kali ini membahas rencana pertemuan kembali guna membahas kelanjutan program agar menjadi lebih baik diantaranya akan dilakukan pertemuan lanjutan secara rutin sekaligus melakukan pengemasan produk pupuk cair organic (POC), Akan dilakukan pengembangan varian produk dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dan legalitas kelompok usaha akan dibantu oleh konsultan. [Sumber: www.gedepangrango.org]

Pembuatan KOMPOS ORGANIK

Desa Ciputri merupakan salah satu desa penyangga yang berada di Resort PTN Sarongge Bidang PTN Wil. I Cianjur BB TNGGP, desa ini merupakan desa yang cukup aktif dalam mengikuti program-program konservasi, pada bulan ini telah dilaksanakan sebuah program yaitu kegiatan pembuatan kompos yang dilaksanakan oleh Bidang PTN Wilayah 1 Cianjur. Peserta kegiatan ini berasal dari masyarakat Desa Ciputri sebanyak 30 orang yang terdiri dari dari kelompok pertanian organik, peternak domba, peternak kelinci, dan pam swakarsa.
Fasilitator yang diundang sekaligus sebagai pengajar yaitu Bpk. Acmad Lukman Nulhakim (Ketua Gabungan

Perusahaan Perkebunan sekaligus Direktur dari CV. Agrotechno Part) dan dibantu oleh Bpk. Heri Jen (ahli pembuatan mikroba), Bpk. Yusuf (konsultan kelembagaan dan keuangan), serta Konsultan Firm/Konsultan Program Citarum Watershed Management and Biodiversity Conservation.
Kegiatan Pembuatan kompos ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 16 – 17 April 2013, dengan rincian kegiatan-kegiatannya antara lain:
  1. Hari pertama disampaikan materi tentang potensi dan peluang pasar, kelembagaan dan mengenal mikroba, dilanjutkan dengan praktek pembuatan mikroba (biolacto) sebagai decomposer pembuatan kompos.
  2. Hari kedua disampaikan materi tentang pengenalan alat bioreactor dilanjutkan praktek pembuatan pupuk cair dari urine kelinci dan pembuatan pupuk padat dari limbah sayuran dan kotoran hewan (kohe) domba dan kelinci serta disampaikan pula teknik pengamatan selama proses pembuatan kompos. Namun untuk proses pengemasan masih menunggu sampai 20 hari kedepan.
Pada kegiatan ini fasilitator bersedia melakukan pendampingan secara berkelanjutan sampai program pemberdayaan masyarakat di desa Ciputri berhasil dan bisa mandiri.
Pada hari Selasa tanggal 23 April 2013 direncanakan pendampingan lanjutan oleh fasilitator untuk membentuk kelembagaan dan pelatihan tentang keuangan serta pelatihan pembuatan pakan kelinci.
Diharapkan dengan kegiatan ini dapat dijadikan salah satu upaya untuk meminimalisir pencemaran lingkungan dan menjadikan limbah yang tidak berarti menjadi produk yang lebih bermanfaat.

Sarongge

Kehadiran para wisatawan secara otomatis menjadi keuntungan tersendiri bagi daerah yang keindahannya dijadikan objek wisata. Namun tak jarang pula menimbulkan keresahan. Pasalnya ada beberapa dari mereka yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungan tersebut. Kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya serta ekonomi masyarakat setempat adalah menjadi serentetan dampak sebuah objek wisata kurang sedap lagi dipandang apalagi dinikmati.
Maka konsep desa ekowisata menjadi salah satu solusinya dan saat ini mulai dikembangkan di Indonesia. Menurut The International Ecotourism Society (TIEC) pada awal tahun 1990 bahwa ekowisata merupakan perjalanan yang bertanggungjawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan potensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkesinambungan.
Kegiatan ekowisata di Indonesia juga diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya.
Seperti laporan yang merujuk dari Mongabay Indonesia, kelompok nelayan di Bali telah melestarikan desanya menjadi desa ekowisata terapung di Serangan. Berawal dari keprihatinan terhadap kerusakan alam dan kehidupan bermasyarakat, salah seorang nelayan, Wayan Patut, berusaha memulihkan ekosistem yang telah tercemar dan mengalami kerusakan parah akibat proyek reklamasi pada tahun 1990-an. Bersama Kelompok Nelayan Segara, Putut pun berhasil menjadikan desa Serangan menjadi destinasi yang edukatif.
Tak hanya itu mereka juga berhasil mengembangbiakkan dua spesies kuda laut melalui riset dan uji coba habitat secara mandiri. Selain itu pemulihan terumbu karang mulai digalakkan oleh mereka kepada anak-anak juga orangtua. Para wisatawan pun dapat menikmati beragam keunikan biota laut melalui kegiatan snorkeling. Alhasil usaha gigih Patut dan Kelompok Nelayan Segara demi memulihkan desanya mendapat perhatian dari Kementrian Kelautan dan Perikanan juga memperoleh penghargaan Kalpataru untuk kategori Penyelamat Lingkungan pada tahun 2011.
Kesadaran akan lingkungan menjadi poin penting agar keseimbangan alam tetap terjaga. Jika hal ini diabaikan maka akan berdampak buruk bagi ekosistem dan manusia sebagai konsumennya. Akan tetapi tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki segala hal yang telah terjadi. Seperti yang dialami masyarakat di desa Sarongge. Desa yang menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGPP) ini sempat mengalami degradasi lahan akibat kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat lokal.
Berkat kesadaran warga setempat dan juga bantuan dari pihak luar saat ini desa Sarongge mulai dikembangkan menjadi desa ekowisata yang edukatif. Ada banyak program yang ditawarkan untuk wisatawan yang mencoba melepas penat dari kesemerawutan kota. Kegiatan seperti menanam pohon, memanen sayur, budidaya ulat sutera, hingga camping ground menjadi pilihan yang tepat untuk #LiburanHijau keluarga.
Lokasi
Desa Sarongge merupakan kawasan penyangga TNGPP. Desa ini terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menuju desa ini bisa diakses melalui jalur Jakarta – Bogor – Puncak – Pacet dengan jarak tempuh lebih kurang 100 km atau sekitar 3 jam perjalanan dari Jakarta. Sementara jika dari Bandung, dapat melalui jalur Bandung – Cianjur – Cipanas – Pacet dengan jarak tempuh lebih kurang 85 km atau 2 jam perjalanan. Patut diperhitungkan pula kepadatan jalur puncak terutama saat libur dan faktor cuaca yang dapat mempengaruhi waktu tempuh menuju lokasi.
Suasana Desa Sarongge. Foto: Zahra Firdausiah
Suasana Desa Sarongge. Foto: Zahra Firdausiah
Desa yang baru-baru ini dijadikan sebagai model desa konservasi, dulunya sebagian lahan sempat mengalami degradasi. Beberapa bagian areal yang mengalami perluasan oleh Perum Perhutani dijadikan lahan pertanian oleh warga lokal. Pasalnya hutan di sekitar desa Sarongge menjadi habitat satwa yang hampir terancam punah turut terkena imbasnya.
Maka dari itu Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kementrian Kehutanan bekerjasama dengan Green Radio berusaha melakukan pendekatan dan pemberdayaan kepada masyarakat setempat untuk menyadarkan akan pentingnya menanam dan merawat hutan yang ada. Pada awalnya visi ini mengalami benturan tersendiri dari masyarakat. Menurut buku ‘Sarongge, Desa Wisata, Edukasi Hutan dan Adopsi Pohon di TNGPP’ yang dikeluarkan oleh Sekretariat Jenderal Kementrian Kehutanan setidaknya ada 155 Kepala Keluarga yang bercocok tanam di dalam taman nasional. Padahal umunya areal yang dirambah tersebut berada di lereng gunung, dengan kelerengan lebih dari 30 derajat dan sangat rawan terjadinya tanah longsor dan erosi.
1372504970892
Areal perkebunan desa Sarongge. Foto: Zahra Firdausiah
Masyarakat pun berangsur-angsur meninggalkan lahan taman nasional setelah dibina oleh Perum Perhutani dan melakukan kemitraan dengan berbagai pihak. Keuntungannya selain dapat menyelamatkan dan menghidupkan keseimbangan hutan dan lingkungan juga dapat menyejahterakan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Sarongge pun berubah status dari desa kebun sayur menjadi desa ekowisata pada 29 Juni 2013 lalu. Melalui pesta rakyat kampung Sarongge yang digelar secara tiga hari berturut-turut mulai 29 Juni – 1 Juli 2013, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan, menetapkan bahwa desa Sarongge sebagai model desa konservasi.
Adopsi Pohon
saronggelima
Program ini menjadi ikon utama di desa Sarongge. Adopsi pohon merupakan program kerjasama antara pihak Perhutani Balai Besar TNGPP dengan Green Radio. Green Radio sendiri merupakan radio yang bergerak di bidang lingkungan. Visinya membahas segala permasalahan lingkungan mulai dari kebijakan sampai pada tips perubahan perilaku yang ramah lingkungan.
Kerjasama ini bermula pada tahun 2008. Dalam lima tahun, Green Radio, bersama Balai Besar TNGPP, para adopter dan petani Sarongge, menanam sekitar 22.000 pohon. Penanaman perdana dilakukan pada tanggal 8 Juli 2008 di areal TNGPP yang merupakan bekas areal perhutani.
Areal TNGPP yang semula seluas 15.196 ha pada tahun 2003, diperluas menjadi 21.975 ha. Seluas 5.000 ha dari areal itu direhabilitasi melalui program adopsi pohon. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi areal taman nasional yang sudah terlanjur menjadi kebun-kebun sayur menjadi hutan primer.
Hingga Maret 2013, adopsi pohon telah dilakukan pada 60,664 ha hutan dengan jumlah 24.093 pohon. Program ini berhasil melakukan pembinaan habitat dengan memulihkan areal seluas 38 ha menjadi hutan kembali. Selain itu program ini akan dijadikan sebagai salah satu model nasional penyelesaian konflik tenurial hutan.
Ada beberapa tokoh masyarakat yang ikut berpartisipasi meramaikan program ini. Sebut saja Jimly Asshiddiqie, Olga Lydia, juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pak Susilo Bambang Yudhoyono turut berpartisipasi dalam program adopsi pohon. Foto: diambil dari www.tempo.co
Pak Susilo Bambang Yudhoyono turut berpartisipasi dalam program adopsi pohon. Foto: diambil dari www.tempo.co
Bagi anda yang tertarik untuk mengadopsi pohon, anda cukup meyiapkan dana sebesar Rp 108.000,- per satu pohon. Pembiayaan ini digunakan selama 3 tahun untuk penanaman dan pemeliharaan pohon. Selain membantu menyeimbangkan kembali habitat hutan primer secara tidak langsung anda juga membantu perekonomian masyarakat setempat karena adanya sumber penghasilan alternatif.
 Belajar Ternak
Warga Sarongge juga mengembangkan peternakan domba dan kelinci. Setiap bulannya warga lokal memproduksi sekitar 100 ekor kelinci dan 200 ekor domba. Padahal awalnya mereka hanya memproduksi sekitar 40 ekor domba setiap bulannya.
Kandang untuk ternak domba. Foto: Zahra Firdausiah
Kandang untuk ternak domba. Foto: Zahra Firdausiah
Program ternak ini meningkatkan kesejahteraan mereka menjadi tiga kali lipat dari perkebunan sayur di dalam kawasan taman nasional. Selain itu menjadikan liburan kita menjadi lebih bermanfaat dengan belajar ternak dari warga lokal.
Kegiatan peternak domba. Pengunjung juga bisa belajar bagaimana berternak domba. Foto: Zahra Firdausiah
Kegiatan peternak domba. Pengunjung juga bisa belajar bagaimana berternak domba. Foto: Zahra Firdausiah
Budidaya Lebah Madu
Selain kelinci dan domba, lebah madu menjadi pilihan ketiga program ternak yang dikembangkan masyarakat. Diawal program telah disebar 40 kotak lebah madu akan tetapi karena penggunaan pestisida yang berlebihan oleh petani penggarap TNGPP membuat program ini gagal dilaksanakan.
Nampaknya lebah madu memang alergi terhadap zat-zat yang bersifat kimiawi. Seperti yang dilaporkan oleh Mongabay Indonesia pada 2012 lalu, petani lebah madu di Danau Sentarum, Desa Laboyan, Kapuas Hulu, mengalami gagal panen ditahun ketiganya (2012) akibat perubahan iklim global yang secara langsung memengaruhi siklus hidup lebah-lebah madu hutan. Lebah madu menghilang di musim kemarau lantaran asap dari kebakaran hutan.
Akan tetapi pada tahun 2011 masyarakat Sarongge tidak menyerah pada keadaan. Lebah madu kembali dikembangkan dengan menyebarkan 20 kotak di sekitar taman nasional. Kotak-kotak lebah tersebar di sepanjang perbatasan hutan taman nasional dengan batas kampung warga Sarongge. Sehingga kotak-kotak lebah madu ini dapat diamati sambil berjalan menuju Hutan Sahabat Green.
Budidaya Ulat Sutera
Kain sutera merupakan bahan pakaian yang sangat indah dan istimewa di dunia. Tak ada yang tak ingin menggunakan kain jenis ini. Proses pembuatan yang rumit dan panjang menjadikan kain sutera harus merogoh kocek tak sedikit. Maka dari itu tak banyak juga pengrajin yang mengembangkan budidaya ini. Di Cianjur baru ada satu pengrajin kain sutera yang terbilang sudah memproduksi secara simultan, yaitu Kelompok Usaha Bersama Aurarista di Kampung Sarongge, RT 02/06, Desa Ciputri Kecamatan Pacet, Cianjur.
Lewat program ini anda beserta keluarga dapat mengetahui bagaimana proses kain sutera dibuat. Mulai dari pembuatan rumah untuk pemeliharaan ulat menjadi kokon hingga proses pemintalan benang, menjadikan perjalanan ekowisata yang unik dan menarik.
sumber foto: cianjurcybercity.com
sumber foto: cianjurcybercity.com
Perkebunan Sereh Wangi
Meski hidup di ladang-ladang liar nyatanya tanaman sereh wangi memiliki manfaat yang luar biasa. Tanaman ini memiliki nilai yang cukup tinggi di pasaran. Seperti yang disampaikan oleh Ir.Hieronymus Budi Santoso dalam bukunya yang berjudul Sereh Wangi, Bertanam dan Penyulingan, harga tanaman sereh wangi bisa mencapai sekitar Rp 17.500,- hingga Rp 22.500,- per kilogram. Maka dari itu petani di Sarongge mengembangkan tanaman ini.
Minyak sereh juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pembuatan sabun, bahan kosmetik dan minyak gosok. Selain itu sari dari sereh wangi juga dapat dijadikan sebagai minuman hangat yaitu teh. Selain mencicipi olahan sereh wangi anda juga bisa melihat proses pembuatannya.
 Pertanian Organik
Pertanian organik di Sarongge awalnya didirikan oleh Green Initiative Foundation. Pertanian ini menempati lahan seluas 1.600 meter persegi, produksi Pertanian Organik Sarongge meliputi 20 jenis sayuran.
Petani di kampung ini mengembangkan pertanian organik yang bebas pestisida dan menggunakan pupuk alami. Sehingga di tempat ini pengunjung bisa membeli sayuran segar langsung dari petaninya. Selain sayurnya yang masih segar, harganya juga relatif lebih murah dan langsung dapat dipetik dari kebunnya.
sumber foto: greeninitiativefoundation.org
sumber foto: greeninitiativefoundation.org
Camping Ground
Program ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin bermalam dan merasakan dinginnya hawa pegunungan. Bersama keluarga tercinta kegiatan camping ground memberikan pendidikan secara langsung betapa pentingnya konservasi hutan.
jalan menuju camping ground. foto oleh: Zahra Firdausiah
jalan menuju camping ground. foto oleh: Zahra Firdausiah
Sarana berkemah di Sarongge ini bisa menjadi salah satu alternatif wisata murah. Pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp 290.000,- dengan menginap selama 2 hari 1 malam disertai dengan menanam pohon di hutan adopsi. Fasilitas yang ditawarkan pun cukup lengkap, dilengkapi dengan fasilitas tenda, rumah pohon, aula atau ruang pertemuan, dapur, toilet umum dan ada api unggun juga. Selain itu menyediakan jasa pemandu wisata dan porter lokal bagi pengunjung termasuk penyediaan catering dan logistic untuk kebutuhan pengunjung.
Pengunjung disediakan tenda oleh warga setempat untuk pelayanan penginapan. sumber foto: portalkbr.com
Pengunjung disediakan tenda oleh warga setempat untuk pelayanan penginapan. sumber foto: portalkbr.com
Camping Ground yang didirikan di area bekas kebun sayur masyarakat ini menempati areal seluas 2,5 hektar. Pada tahun 2011, Camping Ground Sarongge dikembangkan kembali menjadi kawasan pendidikan alam dan energy terbarukan. Dilengkapi juga dengan penggunaan panel surya yang menerangi kawasan camping ground.
rumah pohon di areal Camping Ground. Foto: Zahra Firdausiah
rumah pohon di areal Camping Ground. Foto: Zahra Firdausiah
Kegiatan berkemah juga bisa berlanjut dengan menyelusuri sungai dan air terjun Ciheulang. Dibutuhkan waktu selama 4 – 5 jam untuk trekking menuju air terjun ini. Di air terjun Ciheulang ada mata air aneka rasa, salah satunya berasa asam. Di hulunya, diperkirakan sumber mata air ini bercampur gas belerang, yang memang muncul di banyak tempat di Gunung Gede.
Di sekitar camping ground setinggi 1.560 mdpl ini dapat ditemukan berbagai jenis tumbuhan obat dan buah. Ada banyak jenis tumbuhan baik pohon maupun semak yang berguna sebagai obat. Selain itu satwa liar yang dilindungi juga dapat diamati di sekitar hutan dan camping ground, seperti monyet ekor panjang, babi hutan, lutung, dan burung elang.
Walen, salah satu tanaman herbal untuk menyembuhkan sakit gigi yang berada di kawasan hutan Sarongge. Foto: greeninitiativefoundation.org
Walen, salah satu tanaman herbal untuk menyembuhkan sakit gigi yang berada di kawasan hutan Sarongge. Foto: greeninitiativefoundation.org
Mengunjungi Desa Sarongge menjadi pilihan yang tepat untuk #LiburanHijau keluarga. Selain mengajarkan anak-anak peduli terhadap lingkungan dan mengembangkan kawasan pendidikan konservasi alam, pengunjung juga menyumbangkan sebagian dananya untuk meningkatkan taraf penghidupan petani menjadi lebih layak dan sejahtera secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Sejarah Kota BANDUNG


Sejarah Asal Usul Kota Bandung

Posted by Aris Fourtofour on Sabtu, 03 November 2012
Sejarah Asal Usul Kota Bandung- Setelah sebelumnya saya telah memposting artikel tentang Sejarah Asal-Usul Kota Jakarta, maka pada kesempatan kali ini saya akan memposting artikel mengenai Sejarah Asal Usul Kota Bandung. Kota yang terletak di provinsi Jawa Barat ini dikenal dengan kota Paris Van Java atau paris nya pulau Jawa. Mari kita simak ulasan mengenai Sejarah Asal Usul Kota Bandung berikut ini
Kota Bandung
Asal Usul Nama Kota Bandung
Tahukah Anda asal usul nama kota bandung? Menurut catatan sejarah kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membentuk telaga. Namun, menurut mitos masyarakat setempat nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Selain itu, kota bandung juga merupakan kota terbesar ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Nama lain dari kota Bandung adalah Kota Kembang, dan dahulu juga bandung dikenal dengan Parijs Van Java.

Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Berikut ini duniabaca.com kutip dari Wikipedia mengenai asal-usul sejarah kota bandung.

Sejarah Asal Usul Kota Bandung
Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Pesan Sponsor

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.

Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama “Concordia” (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.

Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.

Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.

Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.

Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.

Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.

Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.

Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.

Sejarah PERSIB MAUNG BANDUNG




Sejarah, Profil, dan Prestasi Persib Bandung- Persib Bandung merupakan klub yang memiliki cukup banyak penggemarnya, yakni para bobotoh. Mereka dikenal sebagai pendukung yang fanatik, sama layaknya seperti aremania ataupun para bonek. Rival utama persib Bandung dan pendukungnya adalah Persija Jakarta. Ketika kedua tim bertemu, maka bisa dipastikan aroma super panas bakal mengiringi pertandingan tersebut.

Sejarah, Profil, dan Prestasi Persib Bandung
 Persib Bandung
Klub yang berdiri sejak zaman kolinial belanda ini memiliki suporter yang fanatik yakni Viking dan bobotoh. Klub yang identik dengan warna kostum kebanggan berwarna biru dan berlogo macan ini memang menjadi salah satu tim kuat di Indonesia Super League. Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan sampai ke Liga Indonesia masa kini.

Berikut ini Kumpulan Sejarah akan menginformasikan kepada Sobat Pecinta Bola Indonesia tentang Sejarah, Profil, dan Prestasi Persib Bandung secara lengkap.

SEJARAH PERSIB BANDUNG

Ketika pertama kali didirikan sekitar tahun 1923, Persib dikenal dengan nama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond [BIVB] yang merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB [Persebaya], MIVB [sekarang PPSM Magelang], MVB [PSM Madiun], VVB [Persis Solo], PSM [PSIM Yogyakarta] turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia, yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung [PSIB] dan National Voetball Bond [NVB]. Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepakbola yang dimotori orang-orang Belanda, yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken [VBBO]. Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib, dan dianggap perkumpulan kelas dua. Persib memenangkan perang dingin dan menjadi perkumpulan sepakbola satu-satunya di Bandung dan sekitarnya.

Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan Sidolig pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding, yakni Lapangan UNI dan Sidolig [kini Stadion Persib], dan Lapangan Sparta [kini Stadion Siliwangi].


Sejarah Persib Bandung bermula pada tahun 1923 yang ditandai dengan berdirinya sebuah organisasi perjuangan kaum nasionalis di Kota Bandung. Organisasi itu bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB). Organisasi ini diketuai oleh Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh seorang putra pejuang wanita asal Kota Bandung yang bernama Dewi Sartika. Putra Dewi Sartika tersebut bernama R. Atot.
Entah karena faktor apa, BIVB kemudian menghilang begitu saja. Akan tetapi, pada waktu itu juga berdiri dua perkumpulan lain. Perkumpulan tersebut bernama Persatuan Sepak Bola Indonesia bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Akhirnya pada tanggal 14 Maret 1933 kedua organisasi tersebut menyepakati untuk meleburkan diri dan berganti nama menjadi PERSIB dengan ketua umumnya bernama Anwar St. Pamoentjak.
Dengan nama baru Persib ini, warga Kota Bandung begitu antusias untuk membesarkan perkumpulan sepak bola asal Kota Kembang ini. Dengan begitu banyaknya klub-klub yang bergabung ke dalam Persib. Seperti klub SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, RAN, OVU, JOP, MALTA dan masih banyak lagi yang lainnya.
Persib Bandung Era Perserikatan
Sejarah Persib Bandung
Dalam Sejarah Persib, untuk pertama kalinya klub ini mengikuti Liga Perserikatan di tahun tersebut. Tahun 1933 menjadi tahun istimewa dalam sejarah Persib Bandung, karena di samping sebagai tahun lahirnya Persib, tahun itu juga menjadi tahun yang berkesan bagi Persib dengan menjadi runner up di Liga Perserikatan yang pertama kali diikutinya. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1934 dan tahun 1936 Persib pun memperoleh gelar runner up. Dan pada tahun 1939 yang bertempat di Solo akhirnya Persib menjadi juara untuk pertama kalinya di Liga Perserikatan.
Kemudian setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, pada tahun 1950 PSSI sebagai induk persepakbolaan Indonesia mengadakan kongres PSSI yang bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Hasil kongres tersebut masih tetap menerapkan Kompetisi denagn label Perserikatan. Persib yang pada tahun tersebut dihuni oleh pemain-pemain seperti Aang Witarsa, Andaratna, Amung, Ganda, Freddy Timisela, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja dan Wagiman hanya mampu meraih posisi kedua setelah kalah bersaing dengan Persebaya Surabaya.
Prestasi Persib terus meningkat, karena di tahun 1955 sampai dengan 1957 ada sebagian pemain persib, yaitu Aang Witarsa dan Ade Dana menjadi wakil Persib untuk Tim Nasional untuk berlaga di kejuaraan olahraga dunia yaitu Olimpiade. Pesta olahraga terbesar dunia tersebut berlangsung di Melbourne, Australia pada tahun 1956. Dalam ajang Olimpiade tersebut Tim Nasional Indonesia berhasil menahan imbang Uni Sovyet yang memaksa mesti bertanding ulang, dan pada pertandingan ulang tersebut Indonesia menelan kekalahan telak dengan skor 4-0.
Tahun demi tahun dilalui Persib, hal ini semakin membuat Persib makin disegani oleh orang Sunda. Tahun 1961 Persib kembali menorehkan prestasi yang membanggakan warga Bandung dengan menjadi juara perserikatan untuk yang kedua kalinya setelah berhasil menaklukkan PSM Ujungpandang. Pada saat itu pemain Persib dihuni oleh  Juju (kiper), Simon Hehanusa, Fatah Hidayat, Hermanus, Udin, Ishak, Iljas, Hadede, Rukma, Sunarto, , Tjhaiang, Ade Dana, Hegki Timisela, Wowo Sunaryo, Omo Suratmo, Nazar, Pietje Timisela, Thio Him, Suhendar dan lain-lain. Dengan perolehan prestasinya itu akhirnya Persib ditunjuk PSSI untuk mewakili PSSI di ajang kejuaraan sepak bola di Pakistan pada tahun 1962. Dan yang menjadi bintang Persib dalam kejuaraan tersebut adalah Emen Suwarman seorang guru pada waktu jaman itu.
Semakin kesini, prestasi Persib mengalami naik turun. Di ajang Liga Perserikatan pun Persib gagal mempertahankan gelarnya. Yang pada akhirnya sekitar tahun 70-an Persib mengalami masa sulit dan miskin akan prestasi. Di era ini pula Persib untuk pertama kalinya tersingkir dari persaingan di kompetisi Perserikatan. Persib harus terdegradasi ke Divisi I kompetisi Perserikatan.
Akan tetapi di tahun 1984 Persib kembali bangkit dan tidak tinggal diam. Di bawah kepemimpinan Marek lahirlah bintang-bintang Persib yang kembali menerangi Kota Bandung. Bintang-bintang tersebut sebutlah seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Suryamin, Dede Iskandar, Iwan Sunarya, dll. Hasil polesan pelatih asal Ceko ini, Persib kembali ke jalur juara, walaupun di pertandingan final Persib harus mengakui keunggulan lawannya yaitu PSMS Medan.
Di tahun 80-an ini juga persib mengadakan pergantian ketua umum, tepatnya pada tahun 1985. Posisi ketua umum semula Solihin GP digantikan oleh ketua umum yang baru yang bernama Ateng Wahyudi. Dengan harapan baru, yaitu kembali menuju ke tangga juara di bawah pimpinan Ateng Wahyudi. Hingga pada akhirnya harapan yang dinantikan public sepak bola Bandung akhirnya terwujud setelah Persib menjuarai kembali kompetisi Perserikatan pada tahun 1986 di bawah asuhan pelatih Nandar Iskandar. Persib meraih juara setelah di final menghempaskan Perseman Manokwari dengan skor tipis 1-0 melalui gol tunggal yang dicetak Djadjang Nurdjaman di Stadion Senayan, Jakarta.
Dalam Sejarah Persib di era tahun 90-an, pada kompetisi 1991-1992 persib gagal mempertahankan gelar juaranya di era 80-an. Persib hanya berhasil masuk ke babak semifinal setelah dikalahkan PSM dengan skor 2-1. Selang setahun kemudia Persib kembali mengadakan pergantian ketua umum. Tahun 1993 Wahyu Hamijaya terpilih sebagau ketua umum menggantikan Ateng Wahyudi. Pergantian ketua umum ini juga memberikan efek positif bagi Persib.
Pada kompetisi Perserikatan 1993-1994 yang sekaligus menjadi kompetisi penutupan perserikatan ini persib menutupnya dengan menjadi kampiun atau juara kompetisi perserikatan terakhir. Persib berhasil menumbangkan PSM dengan skor 2-0 lewat gol yang dicetak oleh Yudi Guntara dan Sutiono. Persib pun berhak mengunci Piala Presiden untuk selamanya, karena kompetisi yang berikutnya akan berubah nama menjadi Liga Indonesia dengan pesertanya klub-klub yang berasal dari Perserikatan dan Galatama.
Nah, demikianlah pembahasan seputar Sejarah Persib Bandung yang disampaikan Tim Jadwal Persib. Semoga artikel ini mampu memberikan wawasan tambahan bagi para bobotoh dan viking, sehingga semakin mencintai persepakbolaan Kota bandung, terlebih pada Persib Bandung. Semoga Bermanfaat.

CATATAN PRESTASI PERSIB BANDUNG

Perserikatan

1933: Runner-up
1934: Runner-up
1936: Runner-up
1937: Juara
1950: Runner-up
1959: Runner-up
1960: Runner-up
1982/83: Runner-up
1984/85: Runner-up
1961: Juara
1986: Juara
1990: Juara
1993/94: Juara

Liga Indonesia
1994/95: Juara
1995/96: 12 Besar
1996/97: Delapan Besar
1997/98: kompetisi dihentikan
1998/99: Peringkat ke-3 (Tiga Wilayah Sub Grup)
1999/00: Peringkat ke-8 Wilayah Barat
2001: Delapan Besar
2002: Peringkat ke-9 Wilayah Barat
2003: Juara Grup Play-Off  (lolos dari degradasi)
2004: Peringkat ke-6
2005: Peringkat ke-5 Wilayah Barat
2006: Peringkat 12 Wilayah Barat
2007: Peringkat 5 Wilayah Barat

Superliga Indonesia

2008/09: Peringkat ke-3
2009/10: Peringkat ke-4

Kompetisi Lainnya
1991: Juara Piala Persija
1995: Perempat-Final Piala Champions Asia (Asian Club Championship)
2008: Juara Piala Kang Dada

Sebelum bernama Persib Bandung, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta. Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta. BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis. Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG. Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung. Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai. Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun. Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi. Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame. Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985. Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76. Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama. Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nur'alim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.

Sejarah Kota CIANJUR

Sejarah Kota CIANJUR

SEJARAH CIANJUR

logo-cianjur.jpgSejarah Kabupaten Cianjur sangat sedikit diketahui, akan tetapi menurut cerita-cerita dari orang tua, daerah Kabupaten Cianjur dahulunya adalah termasuk kedalam wilayah Kerajaan Pajajaran.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kepercayaan masyarakat Cianjur yang sama dengan masyarakat pada jaman kerajaan pajajaran yang banyak mengenal kebudayaan hindu.
Asal usul Kabupaten Cianjur diketahui setelah masuk pengaruh Islam ke Cianjur dari Kesultanan Banten kira-kira abad XV.
Bupati pertama Cianjur bernama Wiratanu I yang memerintah kira-kira abad XVII berpusat di Cikidul-Cikalong Kulon 20km sebelah utara Kabupaten Cianjur sekarang. Kemudian dipindahkan oleh Bupati Wiratanu II ke tepi sungai dan jalan raya yang telah dibuat oleh Daendels antara Anyer – Panarukan yaitu Kota Cianjur sekarang.
Kota Cianjur menjadi Kota Keresidenan Priangan pada masa Raden Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi Pelabuhan Ratu sebelah barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban Perahu sebelah timur, dan Samudra Indonesia sebelah selatan.
Kemudian pada masa Bupati R.A.A Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi Cikole sebelah barat, Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan dipindahkan ke Bandung.

Perkebunan karet dan teh merupakan akibat dari sistem tanam paksa (cultur stelsel).
Perkebunan tersebut merupakan tempat hiburan akhir pekan bagi asisten residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur dan cenderung membuat rumah didaerah Cipanas-Puncak.
GEOGRAFIS
Secara Geografis, Kabupaten Cianjur terletak pada 106. 25o -107. 25o Bujur Timur dan 6.21o – 7.32o Lintang Selatan dengan batas-batas administratif :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Luas wilayah Kabupaten Cianjur +/- 3.501,48 km2 terbagi dengan ciri topografi sebagian besar berupa daerah pegunungan, berbukit-bukit dan sebagian merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0 s/d 2.962 meter diatas permukaan laut (Puncak Gunung Gede) dengan kemiringan antara 1% s/d 15%.
OBYEK WISATA
  1. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Salahsatu dari 33 Taman Nasional di Indonesia yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna dengan luas 15.196 Ha serta ketinggian Gunung Gede 2.958 mdpm dan Pangrango 3.019 mdpm.
Terdapat beberapa kawah ; kawah ratu, wadon, lanang dan baru. Lokasi di Kecamatan Pacet dengan jarak tempuh dari Jakarta sekitar 80km.
2. Kebun Raya Cibodas
Merupakan cagar alam yang memiliki 1001 jenis tanaman kaktus yang berusia lebih dari 100 tahun.
3. Istana Presiden Cipanas
Dibangun pada tahun 1740 oleh warga Belanda bernama Van Heuts diatas tanah 25 Ha. Didalam sekitar istana terdapat suatu bangunan yang dapat dikunjungi yaitu Gedung Bentol yang dulunya pernah dipakai Presiden Soekarno menyusun naskah kemerdekaan RI
4. Taman Bunga Nusantara
Taman seluas 23 Ha beriklim tropis yang benar-benar nyaman dan menyenangkan dengan berbagai jenis bunga dari berbagai negara di Asia, Amerika, Afrika, Australia dan Eropa. Lokasi di desa Kawung Luwuk Kecamatan Sukaresmi dengan jarak tempuh sekitar 90km dari Jakarta.
5. Perkebunan Teh Puncak
Pemandangan dengan latarbelakang kebun teh dapat dilihat di Puncak. Merupakan Agrowisata yang indah, sejuk dan nyaman yang sewaktu-waktu diselimuti kabut. Cocok untuk kegiatan ‘Tea Walk’ dan Terbang Layang.
6. Pusat Belanja Wisata
Sepanjang jalur Puncak-Cianjur terdapat banyak tempat menginap hotel berbintang maupun kelas melati, restoran yang menyajikan aneka ragam makanan khas, factory outlet, souvenir, buah-buahan segar, sayur mayur serta bunga/bonsai.
SENI TRADISIONAL
1. Seni Mamaos Cianjuran
Keistimewaannya adalah lagu-lagunya tidak berpatokan pada birama tertentu, sehingga banyak yang bilang bahwa Seni Cianjuran adalah termasuk Seni Jazz.
2. Kacapi Suling, Jaipongan (Ketuk Tilu) dan Calung
MAKANAN TRADISIONAL
1. Tauco
Makanan khas Cianjur yang berasal dari negeri Cina. Terbuat dari kacang kedelai pilihan, diproses secara tradisional.
Pabrik tauco tertua adalah pabrik tauco cap meong, didirikan tahun 1880 di kota Cianjur.
2. Manisan
BUDAYA TRADISIONAL
1. Pengrajin Sangkar Burung
2. Pengrajin Lampu Kuning
3. Pengrajin Cinderamata Bambu dan Kayu
SENI BELADIRI TRADISIONAL
Pencak Silat / Maenpo
Tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber – sumber tertulis , sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah sekitar tanggal 12 Juli 1677, Raden Wiratanu putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kuku-kunya di tanah nusantara.Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I.
Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda / VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 12 Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya.
Pada pertengahan abad ke 17 ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru di pinggir sungai untuk bertani dan bermukim. Babakan atau kampoung mereka dinamakan menurut menurut nama sungai dimana pemukiman itu berada. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Agama Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk agama Hindu.
Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi.
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).
Dalem / Bupati Cianjur dari masa ke masa
1. R.A. Wira Tanu I (1677-1691)
2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)
3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)
4. R.A. Wira Tanu Datar IV (1927-1761)
5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)
6. R.A. Wira Tanu Datar VI (1776-1813)
7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)
10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
12. R.A.A. Wiaratanatakusumah (1912-1920)
13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)
14. R. Sunarya (1932-1934)
15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)
16. R. Adiwikarta (1943-1945)
17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)
24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)
25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)
26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)
27. Letkol Sarmada (1966-1969)
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)
30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1966)
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006))
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2011)

Sejarah VIKING BLUE ARMY Cianjur

VIKING BLUE ARMY CIANJUR lahir sekitar tahun 2002, terbentuknya VIKING BLUE ARMY CIANJUR bertujuan untuk mengakomodir Bobotoh PERSIB yang ada di sebelah selatan kota BANDUNG ini.

Kami memiliki beberapa sub-sub distrik, diantaranya cianjur kota, Cipanas /Puncak, Hanjawar, Cibodas, Cibeber, Mangun, Ciranjang, Cianjur selatan, dan sub-sub distrik lainnya yang ada di Cianjur.


Itu semua terbentuk dikarenakan kesamaan visi serta kecintaan kami terhadap PERSIB.

KARENA HARGA DIRI PERSIB ADALAH HARGA DIRI KAMI...
KAMI ADA UNTUK PERSIB

Nama Nama VIKING Di Se Luruh INDONESIA Dan SLOGAN Nya

1.Viking Pusat : Janji untuk sebuah kehormatan.
2.Viking Garut : Ulah ringrang,entong hariwang urang dukung PERSIB anu aing.
3.Viking Bekasi : Membiru di batas provinsi matipun kami PERSIB.
4.Viking Jakarta : Kami memang ada.
5.Viking Yogyakarta : Jauh tak berarti PERSIB selalu di hati.
6.Viking Cipeundeuy : Sahate, sajiwa, sadudulur ngadukung PERSIB.
7.Viking Alengka : Totalitas yang tak pernah padam.
8.Viking UNPAS : Struggle together stand as brother.
9.Viking ITB : Untuk Tuhan, bangsa dan Maung Bandung.
10. Viking UPI : Bobotoh ilmiah, edukatif jeung religius.
11. Viking Borneo : Di garis khatulistiwa kami ada untuk PERSIB.
12. Viking Ganas (Subang) : Satu hati, satu nyali ngadukung PERSIB.
13. Viking Pemadam DKI Jakarta : Pantang pulang sebelum PERSIB menang.
14. Viking Malaysia : Panceg dina galur sanajan awak lebur di nagara batur.
15. Viking Wonosobo : Sanajan adoh tetep bobotoh.
16. Viking Batujajar : Moal ngejat ngadukung PERSIB.
17. Viking Karawang : Lupakan cinta demi PERSIB.
18. Viking Indramayu : PERSIB reang pujare reang.
19. Viking Cirebon : Jabat erat tangan kami, PERSIB atau mati !.
20. Viking Cikarang : From Cikarang with love for PERSIB.
21. Viking Bunter : Meunang babaung eleh teu pundung.
22. Viking Bogor : From Bogor for PERSIB.
23. Viking Purwakarta : PERSIB duriat aing.
24. Viking Tasik Timur : Hade goreng PERSIB samaotna.
25. Viking Banten : Dinanti dan selalu ditakuti.
26. Viking Kuningan : Duriat PERSIB sampai mati.
27. Viking sukabumi : Saedanna ngadukung PERSIB tapi make manah.
28. Viking Buah batu : Sanajan nekat lalajo PERSIB moal kalewat.
29. Viking Cimahi : Untuk cemburupun aku tak berhak.
30. Viking Jababeka : Di rantau kami membiru.
31. Viking Semarang : Sa’adoh-adohe aku melaku PERSIB tetep neng ati nganti mati.
32. Viking Sumedang : Makanan tahu warna selalu biru.
33. Viking Situraja : Baheula, ayeuna, pageto dukung PERSIB.
34. Viking Lembang : Neugtreug, teuneung, ludeung.
35. Viking Cilegon : Ngabela sakuat baja.
36. Viking Korwil Inhoftank : Moal cundang najan tandang.
37. Viking Pangalengan : tegak berdiri mendukungmu sampai mati.
38. Viking Banten : Ketrukeun elmu panemu, papatkeun jampe pamake, asah kabeh pakarang sangkan PERSIB jadi jawara.
39. Viking Brebes : Dukung PERSIB pake hati bukan pake emosi.
40. Viking Blue Army Cianjur : Kami ada untuk PERSIB.
41. Viking Galaxy ’33 (Panjalu) : Urang Panjalu aya keur PERSIB.
42. Viking Batam : Totalitas bukan untuk popularitas dari Batam untuk PERSIB Bandung.
43. Viking SMAN 5 Karawang : For PERSIB loyalitas tanpa batas.
44. Viking Pandeglang (Banten) : Sakuat badak ngadukung PERSIB.
45. Viking Cikampek : Loyality and totality for PERSIB.
46. Viking Gerombolan Tasikmalaya : Serang, lawan, menang.
47. Viking Galunggung : Aksi terus sampai nafas tak berhembus.
48. Viking Bayah-Palabuan : Sebiru laut kami, sebiru hati kami, PERSIB di hati untuk selamanya.
49. Viking Pagadean Cicalengka : Moal waka kawin saacan PERSIB jadi juara.
50. Viking Bandung Tengah : Sapapait, samamanis, PERSIB moal ingkah tina hate.
51. Viking Distrik Cijerah : Dari Bandung untuk Bandung sampai matipun untuk Maung Bandung.
52. Viking Tanjungsari : Siap tempur demi PERSIB make manah.
53. Viking Sumatera Barat : Walaupun kami di ranah minang, PERSIB.
54. Viking Hooligan : Demi sebuah kehormatan.
55. Viking Tembagapura : Jauh ti lembur si biru moal luntur.
56. Viking Genvilh : Moal pundung, moal nyerah tetap dukung PERSIB Bandung make manah.
57. Viking Kebumen : Kita selalu beriman mendukung PERSIB Bandung.
58. Viking Gerbang : Kami akan selalu ada untuk PERSIB.
59. Viking Pandawa : Liar tapi sopan.
60. Viking Bali : Salawasna, beuki jauh beuki nyaah.
61. Viking United : Coming for PERSIB.
62. Viking Cibubur : Berdiri tanpa paksaaan.
63. Viking Sidoarjo : Meskipun jarak memisahkan kita tapi PERSIB selalu di hati.
64. Viking Zihad Majalengka : Sakereteg ati nyuwun bukti salirik mata nyuwun mata.
65. Viking Sitgar : Sekali berarti setelah itu mati !.
66. Viking Ujungjaya : Dari ujung kami membiru untuk PERSIB.
67. Viking Jambi : Sudah harga mati PERSIB di bumi pertiwi.
68. Viking 3 Raksa Tangerang : Menembus batas untuk sebuah kemenangan.
69. Viking Ciwastra : Soul power for PERSIB.
70. Viking Underground Cianjur : Banggakan diri dengan jati diri.
71. Viking Independent Indramayu : Nyata tanpa kata.
72. Viking Subang : Hidup hanya sekali dukung PERSIB sampai mati.
73. Viking The Brother (Garut Raya) : PERSIB nepi ka paeh.
74. Viking Warpan : Kami datang bukan untuk perang tapi kami datang untuk PERSIB.
75. Viking 27 Brother Home : Eleh meunang teu paduli teuing nepi paeh PERSIB nu aing.
76. Viking SMAN 5 Cimahi : Borojol jang PERSIB.
77. Viking Salatiga : Always there to PERSIB.
78. Viking Distrik Jatayu : Hareudang mun teu ngadukung PERSIB.
79. Viking Pangandaran : PERSIB Bandung jiwa raga orang sunda.
80. Bobotoh Cianjur : Ngeureuyeuh ka stadion ngabelaan PERSIB.
81. Viking Palmatak : Siap membiru tak gentar walau berbeda suku.
82. Viking Borneo : Borneo tanah kami PERSIB jiwa raga kami.
83. Viking Papua : Selalu membirukan Papua.
84. Viking Lombok : Kanak, sasak pendukung PERSIB.
85. Viking Tanpoer Karawang : Bukan merah tapi biru.
86. Viking Darmaraja : Warna biru raja kami teu juara nu penting jadi raja.
87. Viking Batoer Bekasi : Bersolidaritas,berloyalitas untuk PERSIB !.
88. Viking Tokyo : From Tokyo with love for PERSIB !. 89. Viking Manggarai Jakarta Pusat : Kami ada, PERSIB never die.
90. Patriotriz PERSIB : Integritas kami takan tergantikan.
91. Viking Depok : Always blue in enemy territory.
92. Viking Banjar Patroman : Panceg na alur, akur jeung dulur, ngajaga lembur.
93. Viking Purbasel : kumpul ngariung ngadukung PERSIB Bandung.
94. Bobotoh Sulawesi Selatan : Siap dukung PERSIB sampai mati.

Sejarah Lahirnya VIKING PERSIB CLUB

Pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pionir Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club. Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya. Viking merupakan organisasi bobotoh dengan jumlah anggota terbanyak dan tersebar di penjuru Jawa Barat bahkan Nusantara. 
Loyalitas Viking terhadap Persib tak perlu diragukan
Loyalitas Viking Terhadap Persib Tak Perlu Di Ragukan

Sejarah BOBOTOH

Picture Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan saat ini sampai luar negeri (Bobotoh Singapore,Viking Japan,Viking South Korea), mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh.Menurut Kamus Umum Basa Sunda, yang diterbitkan Lembaga Basa jeung Sastra Sunda, bobotoh berarti purah ngagedean hate atawa ngahudang sumanget ka nu rek atawa keur ngadu jajaten (yang berperan membesarkan hati atau membangun semangat bagi mereka yang akan atau sedang berlomba). Arti ini sesuai dengan pemahaman bobotoh sebagai pendukung tim Maung Bandung.  Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking Persib Club memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka. Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya (bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan antara suporter kedua tim.



bobotoh PERSIB sendiri terbagi dalam beberapa kelompok besar. Dan yang paling di kenal masyarakat adalah VIKING. Kita akan membahas sedikit tentang kelompok-kelompok Bobotoh ini. 1. VIKING

1.Viking adalah kelompok Bobotoh pertama dan terbesar jumlah anggotanya di Indonesia. Viking diambil dari nama bangsa di Eropa yang memiliki jiwa pemberani, kuat dan selalu siap membela daerahnya. VIking sendiri lahir di tahun 1993. Viking adalah kelompok yang sangat militan, bahkan berani mengorbankan jiwa raganya demi menonton PERSIB. Grup bobotoh yang satu ini adalah penghuni setia tribun Timur Stadion Siliwangi. Kalau ada waktu silahkan masuk ke tribun ini ketika PERSIB bertanding, anda akan menemukan suasana yang sangat berbeda dengan anggapan orang akan Viking selama ini. Viking punya ratusan korwil bahkan sampai diluar negeri.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.
Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I — tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya
Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.


Idealisme Viking Persib Club

Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.

Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.


2. BOMBER

BOMBER (Bobotoh Maung Bandung Bersatu) adalah kelompok bobotoh yang menguasai tribun Selatan stadion Siliwangi. Ciri khas mereka adalah suara musik dan nyanyian penyemangat yang terus menggema sepanjang 90 menit. Ditambah dengan koreografi tentunya. Kelompok ini adalah gabungan beberapa kelompok kecil bobotoh.


3. Grup Bobotoh generasi baru Diantaranya yang sudah cukup eksis adalah UltrasTS1, SecondScuad dan Flower City Cassuals (FCC). Ketiganya membawa culture baru, yaitu casual di PERSIB. UltrasTS1 dan FCC biasanya menghuni tribun Utara. SecondScuad biasanya di selatan bersama dengan Bomber. Sayangnya FCC membubarkan diri setelah 5 tahun berdiri. Tapi culture casual yang mereka bawa sudah mulai merasuk didalam jiwa Bobotoh PERSIB.

Itulah sedikit tentang kelompok Bobotoh PERSIB. Semua kelompok bersatu atas nama PERSIB. Karena klub lebih besar dari kelompoknya sendiri. Tetaplah bersatu mendukung Maung Bandung. We Love U PERSIB, We DO… oooo, PERSIB we love u…

Sabtu, 25 Januari 2014

Aktivitas

Jika berkunjung ke TNGP, banyak kegiatan yang dapat dilakukan, tergantung minat, kemampuan fisik, waktu dan kondisi keuangan yang anda miliki. Rekreasi dan pendakian merupakan aktivitas yang paling populer dilakukan pengunjung di TNGP. TNGP juga melayani program seperti rekreasi dengan pemanduan, pendakian oleh grup dengan pemanduan, pendidikan konservasi dan lingkungan untuk anak sekolah, kelompok pecinta alam, masyarakat umum, kemping, dan lain-lain.TNGP juga menawarkan penggunaan ruang dan akomodasi untuk rapat dan pertemuan oleh organisasi atau perusahaan dengan suasana alam pegunungan yang nyaman dan sejuk. Bagi yang ingin melakukan penelitian, fotografi, pembuatan film (komersial), TNGP merupakan tempat yang sangat cocok, namun ada persyaratan dan perijinan yang harus dilakukan. Silahkan bertanya kepada petugas di Balai TNGP tentang persyaratan dan perijinan.

Obyek Yang Dapat Dilihat Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Di kawasan TNGP, pengunjung dapat melihat dan menikmati air terjun, telaga kecil, sungai yang mengalir deras, dan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan pegunungan rendah atau kesunyian dari hutan pegunungan yang rapuh. Bagi siapa yang ingin mendaki ke puncak, akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari kawah-kawah semi aktif dengan keperkasaan dinding-dinding kawah, atau menikmati kelembutan dari rerumputan pegunungan.

Akses

Ada 6 pintu wisata menuju kawasan TNGGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung.
Kantor Balai TNGGP, pusat informasi (visitor center) dan tempat pendaftaran pendakian berlokasi di Cibodas.
Peta Akses Pendakian Gunung Gede Pangrango
Pintu masuk Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana merupakan akses utama menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango. Pintu masuk Situgunung merupakan pintu menuju Danau Situgunung yang sangat sesuai untuk rekreasi keluarga. Sedangkan, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol dengan jembatan kanopi sepanjang 400 m memiliki daya tarik bagi pengunjung dan masyarakat umum yang ingin berekreasi dengan merasakan keindahan hutan hujan tropis. Cisarua juga pintu masuk yang dekat dari Jakarta, mempunyai fasilitas untuk kemping yang cocok bagi keluarga, anak sekolah dan kelompok-kelompok pecinta alam.
Pintu Masuk Dengan Mobil Pribadi Dengan Transportasi Umum
Cibodas
Berjarak 100 km dari Jakarta. Dapat ditempuh melalui Jalan Tol Jagorawi dan keluar di Tol Ciawi. Di pertigaan Ciawi, ambil jurusan Puncak – Bandung. Setelah 7,6 km dari Puncak Pass Hotel, setelah Outlet DSE, belok ke kanan tepat pada pertigaan di Paragajen (Papan Nama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ada disebelah kiri jalan). Jalan lurus kira-kira 3 km dan sampai pada portal pintu Gerbang Wisata Cibodas, dan disini ada restribusi (mobil dan kendaraan roda dua Rp.3000,- dan setiap penumpang Rp. 1000,-/orang). Tidak jauh dari portal ini, anda menemukan kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango disebelah kanan. Dengan bis umum dari Bogor – Bandung, Jakarta – Bandung yang lewat Puncak. Turun di Pertigaan di Paragajen, dekat Outlet DSE. (Pertigaan ini disebut Pertigaan Cibodas, dan papan nama TNGP disebelah kiri jalan). Dari pertigaan, anda naik angkot warna kuning (Cibodas, Rarahan) dengan ongkos Rp. 2000 per orang sampai di pintu gerbang TNGP. Tarif ojek sampai ke pintu gerbang kantor TNGP Rp. 6000,-.
Guung Putri Terletak 15 km dari Cibodas. Pengunjung dapat menuju lokasi ini dari Cipanas dengan jarak kira-kira 7 km. Lokasi Kemping Bobojong di Gunung Putri berjarak 1 km jalan kaki dari terminal angkot di Gunung Putri. Pengunjung harus naik angkot dari terminal Cipanas ke Gunung Putri dengan ongkos Rp. 3000,- /orang.
Selabintana Berjarak 10 km atau 30 menit dari Sukabumi, melewati jalan perkebunan teh dan kebun sayur. Pintu masuk Selabintana yaitu di Pondok Halimun berada di Cipelang. Dari terminal bis Sukabumi dengan minibus menuju pusat kota dan kemudian ganti kendaraan dengan minibus yang menuju Pondok Halimun.
Situgunung
Pintu masuk Situgunung terletak kira-kira 70 km atau 1.5 jam dari Bogor. Dari Bogor, ambil jurusan Sukabumi dan kemudian berbelok di Cisaat menuju Situgunung. Situgunung terletak di sebelah selatan kawasan Taman Nasional. Akses cukup bagus. Dari Jakarta atau Bogor, ambil bis jurusan Jakarta – Sukabumi – Cisaat. Jika dari terminal Sukabumi, naik minibus yang menuju Cisaat, dan sampai di Cisaat, ambil minibus menuju Situgunung, yang berjarak 10 km.
Bodogol
Dari Bogor ke pintu masuk Bodogol, ambil jurusan Sukabumi dan turun di Lido (kira-kira 25km). Dari Lido menuju desa Bodogol kira-kira 4km, dan dari desa Bodogol menuju PPKAB kira-kira 3 km melalui jalan berbatu, dan disarankan menggunakan kendaraan roda 4 dengan gardan ganda. Dengan menggunakan bis atau mini bus dari Bogor dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari Lido anda dapat menggunakan motor ojek menuju resort Bodogol dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari resort Bodogol, anda dapat mengunakan ojek sampai PPKAB.
Cisarua
Pintu gerbang Cisarua berjarak kira-kira 14 km atau 20 menit dari Ciawi dengan mobil. Menuju pintu gerbang akses cukup bagus dengan jalan aspal. Dari Ciawi, gunakan minibus menuju terminal Pasir Muncang, dan dari terminal ini sewa ojek menuju pintu masuk Cisarua.
Catatan:
Informasi diatas berdasarkan kondisi Januari 2007, dan hanya merupakan referensi. TNGGP tidak akan bertanggungjawab bila ada perubahan rute, harga dan kondisi lainnya.

Hewan

Hutan tropis merupakan ekosistem yang sangat kaya, dan ketika memasuki hutan, Anda pasti ingin melihat satwa apa saja yang ada dihutan tersebut. Jika anda ingin melihat satwa di hutan, Anda harus mempunyai waktu yang lebih banyak dan khusus, terutama bila Anda memasuki hutan hujan pegunungan yang kaya dengan beragam flora dan fauna.
Beberapa satwa bahkan spektakuler, misalnya kelompok serangga, yang berukuran kecil. Pengamatan daun-daun dengan cermat akan sangat menarik. Dengan binokuler dan dan buku petunjuk burung, Seorang pengamat burung dapat melakukan pengamatan perilaku berbagai jenis satwa, termasuk monyet, trenggiling, bajing, dll. Waktu yang cukup ideal untuk pengamatan adalah dini hari dan menjelang malam, karena waktu-waktu tersebut satwa cukup aktif.
Berikut ini merupakan penjelasan beberapa jenis satwa yang ada di TNGP. Jenis satwa akan diterangkan dengan nama latin, dan nama lokal satwa, dan penjelasan tentang frekwensi satwa ditemukan , sebagai berikut:
Frekwensi perjumpaan:
Sering terlihat ***
Kadang-kadang terlihat **
Jarang terlihat *
Burung
A baby Javan hawk-eagle: this bird can be frequently seen in TNGP
Kawasan TNGP terkenal dengan kekayaan jenis burung, dengan tercatat lebih 250 jenis burung ada di kawasan TNGP. Pengunjung yang suka mengamati burung (Bird watchers) dapat menghubungi petugas TNGP bila ingin melakukan pengamatan.
Elang / Eagles (Family ACCIPITRIDAE) ***
Ada 16 jenis elang, tercatat berada di kawasan TNGP. Jenis Elang yang paling sering ditemukan adalah elang berjambul (crested serpent). Elang ini berukuran sedang (50 cm) dengan kepala berjambul kecil dan ekor berwarna putih.
Selain itu terdapat burung pemangsa yaitu Elang Hitam, yang berukuran besar (70 cm) dengan bulu-bulu hitam. Elang hitam ini sering terlihat di sekitar Air Terjun Cibeureum. Sering berpasangan, dan diikuti oleh seekor anak, saling memanggil, dan terbang cukup rendah di atas pepohonan.
TNGP juga merupakan habitat bagi Elang Jawa yang langka. Elang ini berwarna creamy-buff dan berukuran besar (60 cm). Elang Jawa memiliki bulu jambul yang besar di bagian kepalanya. Walaupun langka dan sudah masuk kategori Endangered (E) dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature), dan termasuk endemik Jawa Barat, namun satwa ini tidak sulit dijumpai. Elang jawa ini suka hinggap di dahan pohon yang terbuka dimana merupakan tempat ideal untuk melihat mangsanya, misalnya ayam hutan dan jenis mamalia kecil. Burung ini dikenal sebagai model dari lambang negara Indonesia ”Garuda”
Jenis burung lain: Burung hantu / Owls (order STRIGIFORMES) ***
Meninting / Fork tails (Enicurus spp.) ***
Tiung batu / Sunda whistling thrush (Myiophoneus glaucinus) ***
Javan gibbbon:
the world’s most endangered gibbon
Mamalia
Owa Jawa / Javan gibbon (Hylobates moloch) ***
Termasuk kategori Endangered menurut IUCN
Tubug Owa Jawa ditutupi rambut yang berwarna kecoklatana sampai keperakan atau kelabu, bagian atas kepala berwarna hitam, Muka seluruhnya berwarna hitam. Owa Jawa ini mudah dikenal terutama karena tidak berekor, sehingga tergolong kelompok kera (Apes), kelompok monyet mempunyai ekor.
Owa termasuk satwa monogami dan hanya mempunyai satu pasangan untuk seumur hidup. “Keluarga inti”, biasanya terdiri dari 2 jantan dan 2 remaja, dan sangat territorial. Tidak seperti jenis Owa lain, Owa Jawa Betina yang bersuara untuk mengontrol teritorialnya setiap pagi dengan melakukan kontes suara/bernyanyi. Nama Owa berasal dari vokalisasi Owa yang sangat khas yang bisa didengar di hutan-hutan habitat Owa.
Terdaftar dalam IUCN masuk dalam kategori Endangered. Owa Jawa sudah dilindungi melalui Peraturan Perundang-Undangan RI sejak tahun 1931. Seperti Owa lainnya, Owa Jawa juga sering dipelihara sebagai hewan peliharaan (Pet), dan dijual di pasar hewan. Namun, karena peraturan perlindungan satwa ini cukup ketat, perdagangan Owa sudah tidak dilakukan secara terang-terangan.
Jenis mamalia lain: Surili / Javan leaf monkey (Presbytis comata) *** IUCN listing Endangered
Trenggiling / Pangolin (Manis javanica) * Protected under Indonesian law
Macan tutul / Leopard (Panthera pardus) * IUCN listing Threatened
Bunglon: this lizard likes to sit quietly on places such as tree branch and rocks
Reptilia
Kadal / Lizards (Suborder SAURIA) ***
Sedikitnya ada 3 famili kadal dapat ditemukan di kawasan TNGP yaitu : tokek, yang sering terlihat dirumah-rumah; bengkarung, dan kadal pemanjat (the tree-climbing Agamids) .
Bunglon (Gonocephalus chamaeleontinus) / Bunglon **
Satwa ini sering menunjukkan ekspresi muka ketakutan. Seperti nama ilmiahnya, chameleons, satwa ini dapat mengubah warna tubuhnya: dari warna hijau sampai hitam/coklat. Anggapan salah bila dikatakan satwa ini beracun, sehingga bunglon seringsekali di bunuh. Tidak ada keluarga kadal di Asia Tenggara yang beracun.
Jenis kadal lain: Bunglon / False calotes lizard (Pseudocalotes tympanistriga) ***
Bengkarung / Skinks (Family SCINCIDAE) ***
Ular / Snakes (Suborder SERPENTES) **
Ular pada umumnya binatang yang pemalu dan lebih suka diam. Ular hanya menyerang jika terganggu. Walaupun, sangat jarang orang tergigit ular di dalam kawasan, tetapi lebih baik menghindari resiko ketika berhadapan dengan ular. Banyak jenis ular di dalam kawasan TNGP, ada yang berukuran kecil seperti cacing sampai ular besar Phyton, yang panjangnya bisa mencapai 10 m.
White-lipped frog is a good climber
Amfibi
Katak, Kodok /
Frogs, Toads Lizards (Order ANURA) ***
Jika anda ingin mencoba kehebatan anda dalam melakukan observasi, cobalah mencari katak/kodok. Hutan di TNGP banyak terdapat katak. Mereka hidup dibawah akar-akar pohon, didaun yang terapung di air, di atas pohon, di kumpulan air yang terdapat didasar daun pandan, dan disekitar rawa-rawa dan sungai.
White-lipped frog (Rana chalconota) ***
Ini adalah jenis katak yang ditemukan ditempat-tempat terbuka, mudah dikenali melalui bibir bawahnya yang putih. Katak bibir bawah putih ini tergolong pemanjat yang cukup baik, karena itu sering disebut sebagai katak pemanjat. Memiliki jari-jari kaki yang besar dan membulat di ujungnya, seperti penyangga untuk membantu memanjat dengan mengeluarkan cairan seperti lem. Seperti umumnya katak, jenis ini dapat merubah warna kulitnya: hijau ketika siang hari, coklat atau ungu ketika malam.
Jenis amfibi lain: Javan tree frog (Rhacophorus javanus)
Horned frog (Megophrys montana)
Gold-striped frog (Philautus aurifasciatus)